Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Jogja Ora Didol, Komparasi Gedung Tinggi dan Kawasan Marginal

Billboard "Apartemen dan condotel sold out. Terima kasih Jogja." Kawasan delta kali Code dijadikan tempat bermain.

PR Week 2014, Lebih Mengenal Lewat Praktisi

3 November di hotel Sheraton, kami yang merupakan perwakilan anggota komunitas Public Relations Oriented (PRO), prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara PR Week 2014 yang memang diperuntukkan bagi mahasiswa yang tak harus yang berasal dari konsentrasi public relations (PR). Diawali dengan pemaparan ibu Elizabeth G. Ananto sebagai founder IPRS (International Public Relations Summit) dengan gaya dan gimik khasnya seakan melontarkan kegelisahannya mengenai praktisi PR di Indonesia yang belum benar semestinya. Banyak sekali peaktisi PR yang berbagi dalam acara ini, seperti ketua ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia), Yulindre Darwis. Selain itu juga ada ibu Riska Septiana, Ketua Perhumas, dan masih ada beberapa praktisi lainnya. Ada beberapa poin yang dapat dicatat diantaranya saat ini kita berada di era informasi terbuka maksudnya bukan telanjang buka-bukaan semua dibeberkan tetapi jika ditanya sesuatu kita mengetahuinya.

Sukses Usia Muda, Ini Kuncinya!

Resensi Buku Young On Top New Edition Judul     : Young On Top New Edition 35 Kunci Sukses di Usia Muda Penulis  : Billy Boen Cetakan ketujuh, September 2013 Penerbit : B-FIRST Yogyakarta Young on top new edition adalah sebuah buku yang memaparkan sebanyak 35 (tiga puluh lima) karakter yang menjadi kunci sukses di usia muda, diantaranya : Do what you love and love what you do. Kita akan berusaha optimal ketika sudah mencintai hal yang dilakukan dan passion akan hadir di dalam diri.Dalam kesuksesan pasti terdapat suatu pemegang sedikitnya membuat kita menyukai pekerjaan itu. Banyak orang yang berpikir rasional akan menyerah ketika menghadapi rintangan; seringkali passion-lah yang membuat kita tetap berusaha. Be Grateful. Menjadi pribadi yang bersyukur Healthy Life. Mengejar kesuksesan dalam berkarir itu penting. Tapi hidup sehat lebih penting. Terapkan gaya hidup sehat.  Integrity.Dalam melakukan segala tindakan dalam mencapai keinginan baik diperlukan integritas, artinya kita

Mengertikah Kau!

Pukul lima di tengah mendung. Saat dingin ruang menyerang. Tiba -tiba seberkas cahaya jingga menyeruak di tepi barat. Tahukah kau? Dan aku juga tak berharap kau tahu jika itu dari mulutku. Hanya saja aku ingin kau mengerti bahkan merasa. Meski hati yang berbalut keraguan. Seperti pagi buta yang hanyut dalam kebekuan berselimut kabut. Hatimu sedingin itukah? Hingga kau tak merasa. Adakah kabut yang mengalihkanmu di situ? Tolong.. Ada sudut kekhawatiran yang membuncah, Ketika ada segumulan rasa yang bersemayam terlalu dalam. Kenapa hanya disemayamkan? Kubur saja jika memang tiada tanda kehidupan rasa. Kali ini ku mencoba lagi, Mengertikah kau?

Cermin dan Sumpah Pemuda

“Beri aku sepuluh pemuda, niscya akan kuguncangkan dunia.“ Begitulah kata mutiara putra sang fajar, Soekarno bapak pendiri bangsa. Kalimat tersebut menggambarkan begitu kuatnya pengaruh pemuda menjadi tonggak kemajuan suatu bangsa. Namun ironis, negeri yang dengan jumlah usia produktif yang tinggi, seakan lumpuh dan terseok-seok menuju kemajuan dari segi karakter, ekonomi, politik maupun budaya. Bangsa Indonesia khususnya pemuda menjadi generasi yang semakin pudar karakternya dan semakin tergerus budaya aslinya sebab diterpa budaya asing dan dampak teknologi yang melanda seantero negeri. Godaan teknologi menjadi momok tersendiri bagi penduduk usia produktif bahkan usia dini dalam mempengaruhi pertumbuhan karakternya. Paparan teknologi memang bak pisau bermata dua yang dapat menolong atau bahkan membunuh dirinya sendiri. Bayangkan, di era sebelum negeri ini merdeka tanpa adanya kecanggihan alat teknologi, pemuda mampu bersatu dan bersumpah menjunjung Indonesia satu. Sumatera, Jawa,

Menyasar Kepastian

Awan gelap bercengkrama dengan rinai hujan di langit senja. Orkestra natural membahana. Aku terduduk layu di sudut mihrabku, menunggu limit itu terpecahkan. Aku tiada pernah menikmati kebosanan, bosan yang amat menjemukan. Tiada perkara yang membuatku tuk terus bertahan, di dalam kegalauan, beranjak menyasar kepastian.

Oh Tuhan

Kala itu, semburat sinar kebahagiaan terpancar di wajahnya. Warna-warna yg kian merona melukis pelangi di matanya. Namun... Ia buta akan cita seorang. Kelabu dalam jiwa... Akankah ada cerah di masa depan? Kabut meliputi asa.. Dentuman mulut-mulut manusia memekakkan telinga.. Apa ku cari asa ataukah menjemputnya? Mencari suatu yg belum pasti.. Dan menjemput itu kepastian.. Menerawang masa depan dengan harapan. Membangun mimpi dengan kegigihan. Mengokohkan semangat dengan keyakinan. Tak peduli akan lidah, jika hanya membuat semangat kian patah! Tak peduli akan perlakuan, jika hanya membuat mimpi kian terpudarkan... Oh Tuhan... October 4, 2011 at 8:29pm

Itulah Kenapa

Mungkin itulah mengapa Tuhan menciptakan jiwa manusia dg berbagai unsur. Manusia berjiwa air sering dianggap remeh terlebih oleh mereka yg berjiwa udara & api. Air, jika kau tahu, sedikit akan dicari, banyak akan ditakuti. Tiada yg mampu hidup tanpanya. Tanpa adanya jiwa air dalam diri manusia, niscaya sunyilah dunia. Takkan ada komposer yg mengkomposisikan musik2 indahnya. Takkan ada pemikir, saintis. Takkan ada seni dalam dunia ini. Kau tak akan menemui karya2 indah yg tercipta dari tangan sang melankolis. Kita tak mungkin untuk merubah tempramen dominan dlm jiwa. Tapi kita mungkin & pasti bisa memanfaatkan modal yg telah Tuhan karuniakan.

Kebahagiaan Itu

Hembusan angin menyapa jiwa, pekikan suara yang tak ku suka terdengar, tajamnya menghujam dada, membran timpani serasa bongkah, labirin serasa pecah, getaran koklea serasa begitu besar radiusnya, menahan buliran air mata membasahi wajah, hati kena imbasnya. Ku nikmati dan jalani semua ini sbg tangga menuju derajat yg lbh tinggi. Ku tau mungkin Sang Pencipta tak menginginkanku menyerah dan manja pada keadaan. Keadaan bukanlah penjaraku dalam menembus semesta impian yang telah terangkai dalam angan imajinasi menunggu menjadi nyata. Ku tahu banyak orang yang berharap padaku dan takkn ku sia-siakan harapan mereka itu. Walau ku tahu begitu terbatasnya diriku. Tiada kesuksesan tanpa halangan, tiada kebahagian tanpa cobaan, tiada surga tanpa perjuangan dan pengorbanan. ^_^ senyum ikhlas...

Jawaban Artistik

Kadang aku merasa mati... Tak ingin lagi terbelenggu bayangan semu. Pengap, gelap hitam pekat mewarnai dinding hati dan tak jarang pula gulita menyelinap ke setiap bilik jiwa. Merasa kacau akan semua, lantas salahnya di mana???

(A)ku

Suatu yang tak tampak jika tak ada yang menyinari. Bagaimana jika aku terperangkap di dalam aku? Aku yang bukanlah aku yang sebenarnya, apakah sebenarnya arti aku itu? Apakah karena seringnya meng-aku-kan diri tanpa menyadari siapa dan apa aku itu sebenarnya?

Marginal di Sudut Itu

Seperti termarginalkan di sudut jalan itu. Entah di mana sudut bumi, hingga mampu merasa seakan ada ruang untuk sembunyi. Memakamkan segala keburukan hal yang telah dilakukan, melukiskan keindahan memori yang pernah terlewati. Ada ketika sungai itu berhenti mengalir, tergenang dengan air yang tak bersiklus. Entah stagnan, ataukah...Memaknai arus itu  tanpa intervensi, pastilah tak mampu mengelak dari kesusahan. Tapi apakah sulit itu indikasi tak akan mampunya sesuatu? Indikator itu ada pada kekuatan jiwamu. Hingga betapa buruknya merasa termarginalkan itu? Seburuk kerendahdirian yang tak peka akan anugerah selama ini.

Bukan Hanya Soal Logika Tapi Juga Rasa

Logika dan rasa. Teringat suatu kalimat seorang dosen, "Jika otak itu sebagai CPU, lalu di mana letak programmernya?". Selanjutnya dosen itu menambahkan bahwa psikologi sekuler tidak mempercayai hal yang ghaib, sehingga pemahaman mereka hanya berhenti sampai di situ bahwa otak lah pengendali segalanya. Sementara psikologi Islam memahami bahwa otak itu dikendalikan oleh hati.

Mendadak Medis

Begitu indahnya pagi. Udara segar menembus arteri. Sejuknya singgah di serambi hati. Kicauan burung getarkan membran timpani. Surya kaya nutrisi, katalis fotosintesis penghasil protein nabati. Suasana ini sungguh mengadiksi. Kuratif bagi gundahnya hati. Preventif mendungnya diri. Profilaksis hujannya air mata ini.

Sempit

Selepas gulita yang tenggelam, dalam lamunan mimpi, kini menyongsong fajar harapan, kala mentari masih malu tunjukkan diri... Seonggok daging yang dicipta dengan gumulan rasa, dan merasa sesak di dada. Hei, sempitnya rongga! Lapangkanlah... Luaskan... Besarkan! Bukan untuk kau tinggikan!!! Menghimpit memenuhi celah, sesempit itukah hatimu? dengan hal yang sekecil itu saja telah mampu... Lapangkanlah... Luaskanlah... Besarkan! Bukan untuk kau tinggikan!!! Dan bukalah mata bathin... Sebercak pelita tersimpan di sudut sana. -Di tengah gumulan pikiran di terangnya mentari pagi- Yk, 21/10/14

Gelap

Gelap... Meski gelap, dan bermandikan hujan, di malam ini syahdu bernyanyi. Hanya sekerdip pelita, asalkan hati selalu ada yang menerangi. Perihal apakah ini? Jika rasa memang tak dapat dilogika, kenapa harus dituntut memiliki alasan? Bukankah itu paksaan? Rasa... Sesuatu yang merasuk dalam jiwa, hingga akal tak mampu menjabarkannya. Jika hati telah mati rasa, masihkah hidup yan bernama nurani? Lantas apa yang menjadi pembeda? Itulah dikau... dengan segala keindahan dan rahasia yang dicipta. Apapun itu, ada sesuatu dibalik tabir yang tak tersentuh logika... Hanya bersamanya.. Iya, bersamanya.. -di sudut kerdip cahaya lilin- Yk, 20/10/14

Seketika Itu

Ku tengok hatiku, kenapa bisu? Tak biasanya berkata, Apa karna tak suka? Ku ambil langkah ke belakang, Balik kanan, lambaikan tangan.   Alasan apa yang harus diutarakan, Jika hati tak bisa dipaksakan? Apa ini tantangan intelektual yang kau janjikan? Pikirku bukan. Biarkan.. Iya biarkan..   Sekadar melihat apa warnanya, tanpa harus ku berkubang ke dalamnya.   Gradasi tetaplah menjadi, Tetapi soal rasa dan logika, Ada kalanya tak saling memahami.   Meski kau katakan aku tak bernyali, Aku tak bisa membiarkan hatiku terus terbebani

Resensi ; Menulis Sosok

Judul Menulis Sosok - Secara Inspiratif Menarik Unik No. ISBN 9789797097080  Penulis Pepih Nugraha  Penerbit Kompas  Tanggal terbit Mei - 2013  Jumlah Halaman 216  Jenis Cover Soft Cover  Kategori Promo Buku Kompas Berhadiah  Genre Nonfiksi Text Bahasa Indonesia · Menulis Sosok, Secara Inspiratif, Menarik, Unik Keingintahuan yang tinggi apakah sama dengan istilah anak muda sekarang KEPO (Knowing Every Particular Object) yang membawa seseorang mungkin bisa dibilang nekat atau malah menjurus ke sesuatu yang tidak biasanya. Buku ini mengulas 22 sosok yang memiiki keistimewaan dan keunikan masing-masing. Selain unik,sosok yang diceritakan Kang Pepih begitu sapaan akrabnya juga ispiratif bagi pembaca. Tulisan mengenai 22 sosok inspiratif di buku ini pernah ditulis Kang Pepih di harian Kompas. Buku ini mengulas seperti apa pr

Puisi Sunyi

Menepis kekeliruan yang rusak, bukankah sekadar semiotika yang bergulir di ranah pemikir? Menyentuh sintaksis, frasa yang entah terfragmentasi menjadi bongkahan yang membingungkan. Dan perkara sajak, biarkan naluri yang tajam menerka sebuah makna.. *** Hanyalah puisi sunyi yang tak berarti. Hingga kau tahu nanti, ada rasa yang takkan pernah mati -Tengah terjaga dibalik kantuk yang tertunda

Perkenalan dengan PR Week

Seperti bayi yang baru merangkak kemudian disuguhi gejolak dunia di mana ada orang yang berlari kencang bahkan hingga terjatuh, atau berjalan santai bahkan mundur teratur. Kali ini saya anggap sebagai perkenalan dengan dunia public relations yang sebenarnya, dialami oleh pakar PR level internasional. Beliau telah mnyelenggarakan event International Public Relations Summit (IPRS), seorang Humas dari Universitas Trisakti Jakarta. Banyak sekali wawasan yang saya terima, dan di sini saya tak akan bercerita mengenai materi atau bahasan tentang PR itu sendiri, hanya saja saya ingin bercerita tentang kesan saya mengenai 'gilanya' dunia PR itu. Sebagai mahasiswi yang sebentar lagi akan mengambil konsentrasi PR, maka hal seperti ini penting bagi saya sebagai pandangan untuk melangkah ke depan. Betapa nyesek dan rasanya tantangan untuk menjadi PR sejati itu wow banget! Yaa, itu kan cerita beliau yang selama ini berkecimpung di dunia ke-PR-an. Dengan bahasa Inggris yang amat fasih, f

Coretan Pagi Tanpa Segelas Kopi

Pagi.. tanpa segelas kopi yang kepulan asap dan aroma eksotisnya menyelinap. Hanya ada segelas air putih dan beberapa potong roti. Walau begitupun pagiku tetap miliki euforia tersendiri, tanpa ada stimulus dari kafein. Kali ini aku sedikit terpetakan, masuk ke dalam suatu jurusan yang akan mengantarkan ke tujuan sesiapa yang menjadi penumpangnya. Di dalam perjalanan mestilah disajikan berbagai menu panorama yang menggoda yang pastinya menurut selera masing-masingnya. Hingga aku telah dan tengah berada di sini, mungkin ada sekerdip cahaya yang membuatku selalu ingin mencari tahu di mana sumber cahaya walau hanya setitik di mataku. Apakah sebatas kedipan mata, ah entahlah tapi aku berusaha berjalan melewati sekat-sekat dan bilik yang belum aku ketahui sebelumnya. Ada sesuatu yang menggelitik, namun tak jarang juga ada yang memuakkan hingga membuatku terdampar di ambang kegundahan. Oh, Tuhan.. Oke, satu kunci utama adalah fokus terhadap apa yang aku cintai dan aku pun akan dicinta

Pasola, Sebuah Kearifan Lokal Masyarakat Sumba

Hari ini di mata kuliah komunikasi lintas budaya dan agama, prodi Ilmu Komunikasi, kelompok kami membahas mengenai tradisi pasola. Suatu tradisi yang dilakukan turun-temurun di pulau Sumba. Tradisi ini telah bertahan sekian ratus tahun di mana sangat kental dengan peninggalan leluhur dan terus dilestarikan oleh masyarakatnya hingga sekarang. Suatu daerah Indonesia yang menjadi salah satu peninggalan dan saksi masa megalitikum atau batu besar yang menjadi makam ataupun tempat sesembahan bagi para megalitikum yang mana masyarakat di sini mayoritas beragama marapu.

Beauty In Simplicity

Nice Look! Someone said.. "Beauty of style and harmony and grace and good rhythm depend on simplicity."  (Plato) "Everything has its beauty, but not everyone sees it." (Confucius)   "...Show them all the beauty they possess inside ... " -Greatest Love of All-

Iklan Outdoor LED, Adakalanya 'Mengganggu'

Mengitari sudut kota Jogja. Terletak strategis di perempatan Galeria mall dan rumah sakit Bethesda Jl. Jend. Sudirman. Di perempatan tersebut terdapat iklan layar gerak yang dinamis atau disebut reklame megatron / Vidiotron / Large Electronic Display (LED) yang terpampang dengan tayangan-tayangan iklan berbagai konten dengan waktu pergantian tertentu tiap iklannya. Sesekali para pengemudi memandang layar tersebut, terlebih saat menunggu traffic light tanda kendaraan diperbolehkan berjalan. Di satu sisi ada manfaat bagi publik sebagai tontonan di kala menunggu, tetapi jika ditelaah lagi iklan yang termasuk dalam kategori iklan luar ruangan (outdoor) ini lama kelamaan juga menjadi sampah visual di ruang public. Ketika publik hanya disuguhi dengan muatan komersial seperti itu, konsumerisme dapat merajalela. Iklan reklame semacam billboard, spanduk, pamflet yang telah menjadi iklan konvensional selain iklan media massa, kemudian dibuatlah iklan layar LED sebagai alternatif untuk beri

Seongok Nista Menanti Terjawab

Analogi apa yang ku maksudkan dengan kecintaanku terhadap maple dan polaris. Jika harus ku singkap lapis demi lapis langit, akankah ku temui jawabannya? Letak polaris itu, takkan berpindah dan setia menjadi penunjuk arah. Dan polarisku, entah di mana. Bersemayam dalam sudut yang belum terjangkau oleh logika. Bumi dan langit. Hal yang merupakan paradoks sehingga menjadi perbandingan abadi, ataukah yang saling melengkapi. Jika ini berbincang mengenai semiotika, maka makna sebenarnya dari apa yang dituliskan tentulah milik yang menorehkannya. Menjadi beragam makna di setiap kepala, itu hal yang biasa.

Portofolio? Ah gitulah pokoknya

Selama bulan Ramadhan 1435 H aku kan nggak balik ke Kalimantan tuh, soalnya ntar orang tua yang bakal pulkam. Yaudah deh daripada nganggur yaa nyari kegiatan. Eh..alhamdulillah ada komunitas yang boleh dibilang kecee. Yaa giudeh, nggak ah dijelasin di sini ntar malah..mmh.. eh kepo ya? hahaa.. yaudah cek TKP ajaa.. tuh kalo mau di klik! :p  Ini cuma belum apa-apa Semoga ini menjadi langkah kecil yang membesarkan masa depan nanti. Serta mohon jagakan dan luruskan niatku yaa Allaah.. aamiin ({})

Magelang yuhuuu.. On Vacation

    Nah, akhirnyee keposting juga nih jalan-jalan yang satu ini.  Udah hampir dua bulan yang lalu sih..tapi asik aja buat diceritain. Ohya, tuh foto kayak foto keluarga aja yaa.. haha.. iyaa..emang kita sekeluarga besar ikom Bheee *4L4Y :D

Ketika Cah Komunikasi Ngomongin Psikologi :D

Mau di mulai dari mana nih? Ini juga tulisan dibikin gegara dicerewetin seseorang disuruh share ilmu gitu :p Yaudah deh kalo masalah alur berarti terserah aku dong, mau jungkir balik terus nggak balik apa gimana...yaaa suka-suka! hahaa.. Akhirnya, aku ketemu seorang teman (baru) ciyee... Eh kok akhirnya? Nggak awal dulu kek?? Yaa biarin..anti mainstream :p Nah di situ, awalnya sih cuma saling sapa, kenalan seadanya sampe akhirnya meluluhkan hatiku untuk teraweh bareng (padahal sama sekali nggak ada rencana mau teraweh di Maskam UGM). >,< Yaa itulah sedikit kisah yang seru juga sih, gegara aku nekat soalnya udah niat mau kuliah umum psikologi biar sendiri pun akan ku jalani (ekyaaa), akhirnya dapet temen baru. Dia mahasiswa semester akhir Psikologi di UII dan nyambi kerja jadi asisten psikolog di salah satu instansi lah.

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Inspirasi Bumi Langit, Langit untuk Bumi, Bumi ke Langit.

Belalang Jenis Apa? Tapi cantiiikkk :3 Nah, itu dia salah satu kenalan kami saat berkunjung ke Bumi Langit. Saat itu selepas sampai di Bumi Langit, aku, Cha-Chak dan Zaky jalan-jalan keliling lebih dulu mengintip asrinya kawasan ini. "Woaa..woaaaa..." yaa begitulah kira-kira kesan pertama kali yang 'ngakunya' orang kota! :p hahaha.. heraan, takjuub sama asri-alami-keramahan alam di Bumi Langit. Apalagi sewaktu memandang kota dari kawasan ini, waaww..pasti akan lebih indah saat malam hari.

Mendadak Hijaber

Di suatu senja itu...
From a month until now

Meraihmu

Terbayang akan. . . Mimpi.. bermimpi untuk menjadi baik. Refleksi itu, seperti berpulang ke masa yang telah dilewati dan menjadi seperti apakah saat ini.

Perkenalanku dengan Abu :)

Sebenarnya ini bukan pertama kali aku bertemu dan dapat memandangnya dari dekat bahkan kali ini aku dapat menyentuhnya ;) ... Selama ini aku hanya memandangnya dari layar kaca, seperti itukah. Pertama kali itu saat aku kembali ke kampung halamanku ini, Yogyakarta sekitar Agustus 2013 lalu aku cukup kaget ketika pagi hari selepas melepas lelah semalam aku melihatnya? Wah, ternyata seperti ini! Dan aku pun bercerita kepada teman-teman ku di Banjarmasin tentang pengalaman pertama ku tentang ini. Waaahhh :D

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.

Light Painting Pertamaku

Eksperimen Light Painting #Iseng Kemarin, aku diejekin kurang kerjaan lah macam-macam lah.. Tapi yaa inilah yang namanya eksperimen, melakukan hal yang aneh-aneh. wkwk Siang itu di kamar yang gelap, karena ku tutup semua jendela, dan tirai pun ku tutup rapat. Di ruang yang gelap dan hanya bercahayakan lampu senter, ku atur shutter speed kamera dan mengusahakan agar kamera ini tetap stabil dan klik! hehehe... begitulah hasilnya ;) Besok mau coba-coba lagi. Cari teorinya dulu terus coba deh! hehehee

Salak Pondoh Primadona Desa

Salak Pondoh Asli Turi Sleman Semilir angin dan aroma hutan sepanjang jalan menuju Turi menenangkan bagi yang jenuh dengan padat dan semrawutnya lalu lintas pusat kota Jogja dan aroma knalpot yang mencekik. Di sini, sepanjang memasuki Desa Wisata Agro yang terletak di kecamatan Turi kabupaten Sleman, Yogyakarta, pemandangan dari kanan dan kiri jalan layaknya disambut gerombolan pepohonan salak yang lebat melambai-lambai seakan menyambut kedatangan wisatawan. Namanya saja wisata agro, di sini yang dapat ditemukan lebih banyak pepohonan salak yang menjadi primadona warga sekitar yang terkenal hingga pelosok Asia. Benarkah? Tunggu ulasannya. Kebun-kebun salak diselingi pepohonan tinggi yang tak teratur memenuhi lahan di desa ini, entah berapa luas desa ini. Saya menyaksikan ada beberapa gapura desa yang saya lewati dan pada akhirnya sampai pada salah satu kebun salak yang kami singgahi. Alami, sangat alami fisik desa wisata ini, terlihat belum ada sentuhan dari inve
Pantai Sundak dengan Keindahannya Sisi Lain Pantai Sundak Masih di Pantai Sundak yang dikunjungi Wisatawan Pantai Sundak Pantai Baron

Serumit Kata

Berlalu, hinggap dan terbanglah... Sulit untuk merangkai kata padahal hanya variasi dua puluh enam huruf. Rumitnya kalimat-kalimat yang ingin diungkap tak serumit hati yang berkata apa. Tiada yang pernah tahu apa yang akan dan semua yang telah tersimpan dalam penggalan sejarah. Mengais masa yang telah dilalui serasa memulung kenangan yang selayaknya dipungut dan kenangan yang sedalam-dalamnya dikubur. Apa yang pernah terucap oleh gerak-gerik lidah dan manisnya bibir, ada saja yang bakal kembali kepada tuannya. Apa yang diduga kemarin tak mesti bisa sesuai dengan saat ini. Dan apa yang diasumsikan saat ini tidak mungkin dapat sempurna terjadi di hari esok. Siapa yang tahu? Apa yang sekarang di bawah, adakah jaminan untuk besok akan terus di bawah? Atau bahkan nanti membawahi? Siapa tahu? Yang di atas? Entahlah.... Ah percuma jika hanya kata-kata. Meskipun tak serumit kemarin kemarin kemarin, semestinya ada sesuatu yang lebih lebih dan jauh untuk bisa lebih bukan u