Langsung ke konten utama

Iklan Outdoor LED, Adakalanya 'Mengganggu'



Mengitari sudut kota Jogja. Terletak strategis di perempatan Galeria mall dan rumah sakit Bethesda Jl. Jend. Sudirman. Di perempatan tersebut terdapat iklan layar gerak yang dinamis atau disebut reklame megatron / Vidiotron / Large Electronic Display (LED) yang terpampang dengan tayangan-tayangan iklan berbagai konten dengan waktu pergantian tertentu tiap iklannya. Sesekali para pengemudi memandang layar tersebut, terlebih saat menunggu traffic light tanda kendaraan diperbolehkan berjalan. Di satu sisi ada manfaat bagi publik sebagai tontonan di kala menunggu, tetapi jika ditelaah lagi iklan yang termasuk dalam kategori iklan luar ruangan (outdoor) ini lama kelamaan juga menjadi sampah visual di ruang public. Ketika publik hanya disuguhi dengan muatan komersial seperti itu, konsumerisme dapat merajalela. Iklan reklame semacam billboard, spanduk, pamflet yang telah menjadi iklan konvensional selain iklan media massa, kemudian dibuatlah iklan layar LED sebagai alternatif untuk beriklan yang dinilai lebih menarik, dinamis dan juga dapat diandalkan dari sisi investasi. Namun dengan berbagai kelebihan dan juga kekurangan.

Hanya saja yang dipermasalahkan di sini hanyalah sisi kemanfaatan dari pengguna jalan dan jangan sampai ada merugikan publik seperti mengganggu pandangan, pengalih perhatian ataupun hal lainnya. Akan semakin lebih baik lagi jika layar LED tersebut dapat diisi dengan konten yang bermuatan positif, bermanfaat dan berkualitas. Selain itu sisi peletakkannya juga harus diperhatikan. Tidak hanya melihat dari sisi strategisnya tetapi juga sisi keamanan dan kenyamanan pandangan publik.

Kita dapat melihat contoh seperti tata kota Bandung di mana Pemda setempat memanfaatkan di bawah jembatan layang atau fly over sebagai ruang publik yang lebih menarik dan bermanfaat, yaitu dengan memasang layar lebar yang akan dilakukan penayangan berbagai film sebutlah taman film. Hal ini adalah terobosan yang cerdas dengan memanfaatkan ruang publik yang selama ini terbengkalai bahkan menjadi 'sarang' tindak kejahatan ataupun sebagai lahan pengemis meminta-minta pada pengguna jalan. Selain itu juga kerap menjadi tempat berteduh sementara (rumah) para tuna wisma.

Polusi visual yang semakin mengurangi estetika kota budaya ini sudah semestinya mendapat perhatian yang tinggi dari siapapun itu yang peduli dengan kota bersejarah ini. Jangan sampai pesona kentalnya budaya, indahnya tata kota menjadi rusak dengan kehadiran reklame-reklame yang semrawut di berbagai sudut kota Jogja. Dan Jogja milik kita semua, orang Indonesia :)  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Bahasa Dunia

Bahasa merupakan alat/teknologi komunikasi yang pertama dan paling penting digunakan dalam interaksi. Entah bagaimana sejarah bahasa hingga bisa tercipta berbagai macam bahasa bahkan tak terhitung bahasa yang ada di dunia. Dalam satu negara saja sudah terdapat beberapa bahasa contohnya Indonesia yang kaya akan bahasa daerah. Jadi kemampuan orang Indonesia itu ternyata sebanding saja dengan kemampuan orang Barat misalnya yang mampu berbahasa Inggris, Jerman, Perancis dst. Sementara banyak juga orang Indonesia yang bisa banyak bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Batak, dsb. Berbicara tentang bahasa dunia, bahasa Inggris tentunya merupakan bahasa kunci untuk membuka gerbang dunia internasional. Bukannya untuk melupakan atau tidak mencintai 'bahasa ibu' sendiri, namun bahasa Internasional dirasa begitu penting untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan di ranah dunia.  Banyak orang berlomba-lomba untuk dapat menguasai bahasa Inggris, baik mela...

Salak Pondoh Primadona Desa

Salak Pondoh Asli Turi Sleman Semilir angin dan aroma hutan sepanjang jalan menuju Turi menenangkan bagi yang jenuh dengan padat dan semrawutnya lalu lintas pusat kota Jogja dan aroma knalpot yang mencekik. Di sini, sepanjang memasuki Desa Wisata Agro yang terletak di kecamatan Turi kabupaten Sleman, Yogyakarta, pemandangan dari kanan dan kiri jalan layaknya disambut gerombolan pepohonan salak yang lebat melambai-lambai seakan menyambut kedatangan wisatawan. Namanya saja wisata agro, di sini yang dapat ditemukan lebih banyak pepohonan salak yang menjadi primadona warga sekitar yang terkenal hingga pelosok Asia. Benarkah? Tunggu ulasannya. Kebun-kebun salak diselingi pepohonan tinggi yang tak teratur memenuhi lahan di desa ini, entah berapa luas desa ini. Saya menyaksikan ada beberapa gapura desa yang saya lewati dan pada akhirnya sampai pada salah satu kebun salak yang kami singgahi. Alami, sangat alami fisik desa wisata ini, terlihat belum ada sentuhan dari inve...

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...