Suatu yang tak tampak jika tak ada yang menyinari. Bagaimana jika aku
terperangkap di dalam aku? Aku yang bukanlah aku yang sebenarnya,
apakah sebenarnya arti aku itu? Apakah karena seringnya meng-aku-kan
diri tanpa menyadari siapa dan apa aku itu sebenarnya?
Mungkin hal kecil yang menyentuh kepekaan itu, sebagai pengingat bahwa tahap menjadi yang benar-benar aku itu perlu kesungguhan. Tak mudah memang untuk mencabut sesuatu yang telah mengakar mencengkram dalam. Fase demi fase yan terlewat, banyak hal yang semestinya menjadikan refleksi arah menuju apa yang sebenarnya. Kedewasaan itu semestinya tak lagi perlu dipertanyakan. Tapi pertanyaan itu mungkin saja salah satu bentuk ujian sejauh dan semampu apakah. Dan lagi-lagi berkata entahlah sembari mengangkat bahu dan menurunkannya pelan.
Sesuatu yang dianggap diam, tak mengerti tentang gejolaknya. Yaa hanya anggapan belum tentu kebenarannya. Bahaya laten. Yaa mungkin laten. Siapapun tak mengerti akan laten sebelum akhirnya kejutan demi kejutan ditimbulkannya. Apapun itu, mungkin apa yang diungkapkan terasa aneh, memang seperti adanya keanehan itu, keabstrakan itu, salah satu bentuk rasa, dan itu pun indah bagiku.
March 28, 2014 at 10:32pm
Adakah tempat untuk benar-benar menjadi aku itu? Bukan aku yang berpura-pura meng-aku bahwa itu karena aku. Padahal aku sendiri belum tentu mengerti siapa sebenarnya aku.
Mungkin hal kecil yang menyentuh kepekaan itu, sebagai pengingat bahwa tahap menjadi yang benar-benar aku itu perlu kesungguhan. Tak mudah memang untuk mencabut sesuatu yang telah mengakar mencengkram dalam. Fase demi fase yan terlewat, banyak hal yang semestinya menjadikan refleksi arah menuju apa yang sebenarnya. Kedewasaan itu semestinya tak lagi perlu dipertanyakan. Tapi pertanyaan itu mungkin saja salah satu bentuk ujian sejauh dan semampu apakah. Dan lagi-lagi berkata entahlah sembari mengangkat bahu dan menurunkannya pelan.
Sesuatu yang dianggap diam, tak mengerti tentang gejolaknya. Yaa hanya anggapan belum tentu kebenarannya. Bahaya laten. Yaa mungkin laten. Siapapun tak mengerti akan laten sebelum akhirnya kejutan demi kejutan ditimbulkannya. Apapun itu, mungkin apa yang diungkapkan terasa aneh, memang seperti adanya keanehan itu, keabstrakan itu, salah satu bentuk rasa, dan itu pun indah bagiku.
March 28, 2014 at 10:32pm
Adakah tempat untuk benar-benar menjadi aku itu? Bukan aku yang berpura-pura meng-aku bahwa itu karena aku. Padahal aku sendiri belum tentu mengerti siapa sebenarnya aku.
Komentar
Posting Komentar