Selepas gulita yang tenggelam,
dalam lamunan mimpi,
kini menyongsong fajar harapan,
kala mentari masih malu tunjukkan diri...
Seonggok daging yang dicipta dengan gumulan rasa,
dan merasa sesak di dada.
Hei, sempitnya rongga!
Lapangkanlah...
Luaskan...
Besarkan!
Bukan untuk kau tinggikan!!!
Menghimpit memenuhi celah,
sesempit itukah hatimu?
dengan hal yang sekecil itu saja telah mampu...
Lapangkanlah...
Luaskanlah...
Besarkan!
Bukan untuk kau tinggikan!!!
Dan bukalah mata bathin...
Sebercak pelita tersimpan di sudut sana.
dalam lamunan mimpi,
kini menyongsong fajar harapan,
kala mentari masih malu tunjukkan diri...
Seonggok daging yang dicipta dengan gumulan rasa,
dan merasa sesak di dada.
Hei, sempitnya rongga!
Lapangkanlah...
Luaskan...
Besarkan!
Bukan untuk kau tinggikan!!!
Menghimpit memenuhi celah,
sesempit itukah hatimu?
dengan hal yang sekecil itu saja telah mampu...
Lapangkanlah...
Luaskanlah...
Besarkan!
Bukan untuk kau tinggikan!!!
Dan bukalah mata bathin...
Sebercak pelita tersimpan di sudut sana.
-Di tengah gumulan pikiran di terangnya mentari pagi-
Yk, 21/10/14
Komentar
Posting Komentar