“Beri aku sepuluh pemuda, niscya akan kuguncangkan dunia.“ Begitulah kata mutiara putra sang fajar, Soekarno bapak pendiri bangsa. Kalimat tersebut menggambarkan begitu kuatnya pengaruh pemuda menjadi tonggak kemajuan suatu bangsa. Namun ironis, negeri yang dengan jumlah usia produktif yang tinggi, seakan lumpuh dan terseok-seok menuju kemajuan dari segi karakter, ekonomi, politik maupun budaya. Bangsa Indonesia khususnya pemuda menjadi generasi yang semakin pudar karakternya dan semakin tergerus budaya aslinya sebab diterpa budaya asing dan dampak teknologi yang melanda seantero negeri. Godaan teknologi menjadi momok tersendiri bagi penduduk usia produktif bahkan usia dini dalam mempengaruhi pertumbuhan karakternya. Paparan teknologi memang bak pisau bermata dua yang dapat menolong atau bahkan membunuh dirinya sendiri. Bayangkan, di era sebelum negeri ini merdeka tanpa adanya kecanggihan alat teknologi, pemuda mampu bersatu dan bersumpah menjunjung Indonesia satu. Sumatera, Jawa, ...
Whatever, whoever, whenever, no matter!