Bismillaah... sebagai pembuka yang terbaik..
Ada hal yang semestinya aku perlihatkan, dan ada hal yang sepatutnya disembunyikan. Bukannya orang akan lebih terpana ketika tidak mengetahui sisi yang elok di balik kesederhanaannya?
Menjadilah itu...
Aku beragama, tetapi aku juga rasanya tak perlu menunjukkan bahwa....ya seperti itulah.
Ada keyakinan yang tersimpan dalam. Ada kesungguhan yang terpatri dalam hati. Aku tak mengapa andai seluruh penduduk dunia memandangku dengan sudut matanya saja. Aku begini adanya. Aku dilahirkan, bukan dengan tanpa sengaja.. Semua itu karena perencanaan yang luar biasa.
Aku masih seperti..memang tak ada yang sempurna di dunia ini. Yang sempurna itu hanya cintaNya kepada semua yang dicipta. Namun tatkala ku ingin kembalikan rasa itu, malu rasanya... aku bukan apa-apa dan masih belum menjadi siapa-siapa. Engkau sangat berarti bagiku tetapi aku mungkin hanya senoktah di mataMu.
Mataku pun terbuka, betapa banyaknya yang berlomba memburu hal yang menyilaukan itu. Dengan kesungguuhan dan kemampuan yang mereka miliki, menciutkanku untuk.....
Tapi apakah Kau inginkan aku tuk begitu? Aku tau...
Apa yang semestinya aku lakukan. Di satu sisi aku ingin merasa kembali 'terbakar', hempaskan saja aku sekuat-kuatnya kemudian aku akan melenting setinggi-tingginya.
Aku senang ketika aku mampu mengutarakan banyak hal dengan rasa, tanpa rasa apa yang ku ungkapkan mungkin hambar meskipun hambar itu juga rasa.
Ada hal yang kurindukan dari aku yang dulu tetapi aku yakin aku yang sekarang adalah lebih baik.
Kepingan-kepingan kenangan itu, tersimpan dalam rak-rak memori yang mendidikku untuk menjadi lebih dari itu, mengajarkanku untuk tak lagi terbodohi dan hati itu...semoga selalu Engkau jagakan.
Tak pernah menutup hati semenjak itu. Hati yang selalu terbuka, namun juga tak mungkin membiarkan sesiapa saja dapat menyinggahinya, mungkin hanya berlalu saja akan lebih terasa nyaman. Belum dan belum...dirangkai menjadi sebuah penantian. Nanti dan nanti...menimbulkan tanda tanya yang mengisyaratkan tak pasti. Menanti kepastian.. itu saja. Aku masih diberi pergerakan, bakarlah,,, iyaa bakarlah... semoga selalu membakar dan ..... aku tak mampu tanpa adanya campur tangan Tuhan..
Ada hal yang semestinya aku perlihatkan, dan ada hal yang sepatutnya disembunyikan. Bukannya orang akan lebih terpana ketika tidak mengetahui sisi yang elok di balik kesederhanaannya?
Menjadilah itu...
Aku beragama, tetapi aku juga rasanya tak perlu menunjukkan bahwa....ya seperti itulah.
Ada keyakinan yang tersimpan dalam. Ada kesungguhan yang terpatri dalam hati. Aku tak mengapa andai seluruh penduduk dunia memandangku dengan sudut matanya saja. Aku begini adanya. Aku dilahirkan, bukan dengan tanpa sengaja.. Semua itu karena perencanaan yang luar biasa.
Aku masih seperti..memang tak ada yang sempurna di dunia ini. Yang sempurna itu hanya cintaNya kepada semua yang dicipta. Namun tatkala ku ingin kembalikan rasa itu, malu rasanya... aku bukan apa-apa dan masih belum menjadi siapa-siapa. Engkau sangat berarti bagiku tetapi aku mungkin hanya senoktah di mataMu.
Mataku pun terbuka, betapa banyaknya yang berlomba memburu hal yang menyilaukan itu. Dengan kesungguuhan dan kemampuan yang mereka miliki, menciutkanku untuk.....
Tapi apakah Kau inginkan aku tuk begitu? Aku tau...
Apa yang semestinya aku lakukan. Di satu sisi aku ingin merasa kembali 'terbakar', hempaskan saja aku sekuat-kuatnya kemudian aku akan melenting setinggi-tingginya.
Aku senang ketika aku mampu mengutarakan banyak hal dengan rasa, tanpa rasa apa yang ku ungkapkan mungkin hambar meskipun hambar itu juga rasa.
Ada hal yang kurindukan dari aku yang dulu tetapi aku yakin aku yang sekarang adalah lebih baik.
Kepingan-kepingan kenangan itu, tersimpan dalam rak-rak memori yang mendidikku untuk menjadi lebih dari itu, mengajarkanku untuk tak lagi terbodohi dan hati itu...semoga selalu Engkau jagakan.
Tak pernah menutup hati semenjak itu. Hati yang selalu terbuka, namun juga tak mungkin membiarkan sesiapa saja dapat menyinggahinya, mungkin hanya berlalu saja akan lebih terasa nyaman. Belum dan belum...dirangkai menjadi sebuah penantian. Nanti dan nanti...menimbulkan tanda tanya yang mengisyaratkan tak pasti. Menanti kepastian.. itu saja. Aku masih diberi pergerakan, bakarlah,,, iyaa bakarlah... semoga selalu membakar dan ..... aku tak mampu tanpa adanya campur tangan Tuhan..
Komentar
Posting Komentar