Gulita yang
tengah memeluk belahan bumi,
seketika air langit tumpah membasahi cakrawala.
Kerdipan bintang menjadi sayu temporal tertutup awan hitam.
Seperempat jalan kecil telah tertapaki dengan langkah ragu.
Kesangsian yang menerpa selepas mimpi yang tertunda,
namun tiada kecemasan selama obsesi terus membara...
seketika air langit tumpah membasahi cakrawala.
Kerdipan bintang menjadi sayu temporal tertutup awan hitam.
Seperempat jalan kecil telah tertapaki dengan langkah ragu.
Kesangsian yang menerpa selepas mimpi yang tertunda,
namun tiada kecemasan selama obsesi terus membara...
Bergulirnya Sang
waktu tiada yang mampu menghentikan walau sekejap.
Dan hari pun mulai gelap.
Ku sempatkan barang sejenak menoreh lukisan hati di kanvas abstrak dalam benak.
Dan hari pun mulai gelap.
Ku sempatkan barang sejenak menoreh lukisan hati di kanvas abstrak dalam benak.
Seperti inikah
wajah dunia?
Begitu banyak
topeng menutupi parasnya,
penuh sandiwara!
Aku letih
tatkala diriku memandang betapa kerasnya kehidupan.
Seketika pula
teringat olehku akan impian yang tengah terajut dalam jiwa.
Untaian kalimat
janji telah terucap,
“impianku, aku
segera menjemputmu!”
Wahai Tuhan,
aku tak ingin keindahan dan pesona mimpiku memudar.
aku tak ingin keindahan dan pesona mimpiku memudar.
Aku tak ingin ia hanya mimpi penghias hidupku.
Bantulah aku agar ia menjadi tak sebatas mimpi
dalam tidur panjangku.
Komentar
Posting Komentar