Langsung ke konten utama

Resensi ; Menulis Sosok


Judul
Menulis Sosok - Secara Inspiratif Menarik Unik
No. ISBN
9789797097080 
Penulis
Pepih Nugraha 
Penerbit
Tanggal terbit
Mei - 2013 
Jumlah Halaman
216 


Jenis Cover
Soft Cover 


Kategori
Promo Buku Kompas Berhadiah 
Genre
Nonfiksi
Text Bahasa
Indonesia ·
Menulis Sosok, Secara Inspiratif, Menarik, Unik
Keingintahuan yang tinggi apakah sama dengan istilah anak muda sekarang KEPO (Knowing Every Particular Object) yang membawa seseorang mungkin bisa dibilang nekat atau malah menjurus ke sesuatu yang tidak biasanya. Buku ini mengulas 22 sosok yang memiiki keistimewaan dan keunikan masing-masing. Selain unik,sosok yang diceritakan Kang Pepih begitu sapaan akrabnya juga ispiratif bagi pembaca. Tulisan mengenai 22 sosok inspiratif di buku ini pernah ditulis Kang Pepih di harian Kompas. Buku ini mengulas seperti apa proses pendekatan, riset, wawancara dan cara membuat tulisannya.
Menulis keunikan dari seorang sosok merupakan salah satu nilai berita (news value) .yaitu human interest ataupun uniqueness. Gaya bertutur dan tidak terkesan menggurui menjadikan buku ini lebih mudah dipahami. Kang Pepih seperti bercerita membagi pengalaman jurnalistiknya selama ini yang terarah pada feature atau tulisan ringan seperti menulis sosok. Buku ini dapat menstimulasi untuk praktek dan eksekusi ilmu-ilmunya dari Kang Pepih untuk bertemu dengan orang baru sebagai narasumber yang bisa dijadikan sebuah tulisan sosok yang unik terlebih inspiratif.
Kang Pepih membagir tips, jangan sampai kehilangan nuansa, selepas pertemuan langsung saja dituliskan. Melalui buku ini dapat menjadi media belajar untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk pertempuran menggali informasi dari narasumber.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.

BeTe Banget Tau!

Padahal males banget mau cerita tapi gimana lagi ntar kepalaku pecah numpukin uneg-uneg in di kepala. Iyuuuhhh -_- Entah ga taulah apakah karena harapanku yang terlalu tinggi ato gimana, bikin ga enak banget kali ini. Aku ga ngerti gimana standar beliau itu. Aku cuma mempermasalahin standar penilaian yang sebenarnya juga aku tu males kalo kesannya semua itu demi nilai.