Langsung ke konten utama

BeTe Banget Tau!

Padahal males banget mau cerita tapi gimana lagi ntar kepalaku pecah numpukin uneg-uneg in di kepala. Iyuuuhhh -_-

Entah ga taulah apakah karena harapanku yang terlalu tinggi ato gimana, bikin ga enak banget kali ini. Aku ga ngerti gimana standar beliau itu. Aku cuma mempermasalahin standar penilaian yang sebenarnya juga aku tu males kalo kesannya semua itu demi nilai.


Aku cuma merasa ada diskriminasi gitu, bukan atas nama individu. Aku tu bingung, koq yang sebenarnya lebih sulit, lebih rumit itu standarnya juga ditinggikan hanya karena perpanjangan waktu? Coba kalo semua itu dikumpulin bersamaan jadi ga ada standar yang beda-beda. Alasannya sih karena adanya perpanjangan deadline itu jadi standarnya semakin tinggi. Tapi koq ya gitu-gitu banget sih. Apalagi kalo bahas masalah kelancaran presentasi, wahduuh perasaan jengkel dan janggal juga berkecamuk nih. Ah yowees... selama sesuatu itu masih bisa ku kejar, aku pasti kejar!



Aku sih mikirnya mungkin dengan begini bisa jadi jalanku buat mengenal beliau ini tipenya seperti apa sih. Bingung akau ga ngerti standarnya gimana. Kekeurangan-kekuranganku di matanya, aku akan berusaha memperbaikinya hingga menaklukkkan standarnya. Ceilaaahhh...

Ah, pusing. Emang sibuk cuma mikirin ini aja apa? Ga banget. Setidaknya dari sini aku belajar untuk menerima dan mencari sisi positif yang bisa ku jadikan pemicu perbaikan diriku. Aku tau aku mungkin yang terlalu meninggi, maafkan aku. Padahal mengerti sangat rendahnya diri, tapi juga sering tak sadar. Oh bodohnyaa...

Yasudaah...sekian aja, ntar malah berlarut-larut dan tulisan ini akan semakin panjang. :D

hAVE a NIcE dREAm... :)
*ceritanyelagimautidur :D

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.