Langsung ke konten utama

Bukan Hanya Soal Logika Tapi Juga Rasa

Logika dan rasa. Teringat suatu kalimat seorang dosen, "Jika otak itu sebagai CPU, lalu di mana letak programmernya?".
Selanjutnya dosen itu menambahkan bahwa psikologi sekuler tidak mempercayai hal yang ghaib, sehingga pemahaman mereka hanya berhenti sampai di situ bahwa otak lah pengendali segalanya. Sementara psikologi Islam memahami bahwa otak itu dikendalikan oleh hati.


Ketika hati dicipta untuk mendampingi otak dalam berpikir, lalu yang menjadi pertanyaan lagi di mana letak hati itu?
Aduh, kenapa tak ditanyakan saat itu? :(
Apa itu hati? Segumpal daging yang menentukan baik tidaknya keseluruhan diri? Dan apakah yang dimaksud hati itu yang menjadi protektor tubuh memfilter segala toksis? Ataukah hati itu jantung yang menjadi pusat peredaran darah yang pula terhubung dengan segala organ?

Belum habis pertanyaan, jika hati yang dimaksud sebagai pendamping otak dalam berpikir itu jantung, maka apakah jantung itu juga sebagai pusat nalar? Buktinya? Dan kenapa jantung? Letak jiwa itu ada di mana?

Hati refers to Heart, doesn't Liver.

Lalu, ada pula yang mengatakan tentang pemahamannya mengenai perbandingan antara lelaki dan wanita dalam berpikir.
Ketika lelaki dominan menggunakan logikanya, maka otak kirinya lah yang banyak bekerja. Sementara wanita, tentunya lebih menggunakan perasaannya dan ketika itulah disebutkan bahwa wanita lebih menggunakan otak kanannya yang berupa intuisi. Berarti letak perasaan ada di otak? -__-

Seketika, dalam diri ada yang berbisik, "Buat apa dipikir?". Lha, itu yang bisik-bisik siapa? Lalu yang mikir itu otak apa hati? Membedakannya? hahaha.. jangan terlalu dalam jika tak punya banyak referensi, ini soal transendental! :p :v

Yasudahlah, simpan dulu pertanyaan bertubi-tubi yang aneh dan klasik itu, tapi mungkin juga pertanyaan yang tak berujung. Entahlah.
So, hati atau otak? Rasa atau logika? :D

 *OrasahDipikir*
August 8, 2014 at 6:03pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Bahasa Dunia

Bahasa merupakan alat/teknologi komunikasi yang pertama dan paling penting digunakan dalam interaksi. Entah bagaimana sejarah bahasa hingga bisa tercipta berbagai macam bahasa bahkan tak terhitung bahasa yang ada di dunia. Dalam satu negara saja sudah terdapat beberapa bahasa contohnya Indonesia yang kaya akan bahasa daerah. Jadi kemampuan orang Indonesia itu ternyata sebanding saja dengan kemampuan orang Barat misalnya yang mampu berbahasa Inggris, Jerman, Perancis dst. Sementara banyak juga orang Indonesia yang bisa banyak bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Batak, dsb. Berbicara tentang bahasa dunia, bahasa Inggris tentunya merupakan bahasa kunci untuk membuka gerbang dunia internasional. Bukannya untuk melupakan atau tidak mencintai 'bahasa ibu' sendiri, namun bahasa Internasional dirasa begitu penting untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan di ranah dunia.  Banyak orang berlomba-lomba untuk dapat menguasai bahasa Inggris, baik mela...

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.