Langsung ke konten utama

Perkenalan dengan PR Week

Seperti bayi yang baru merangkak kemudian disuguhi gejolak dunia di mana ada orang yang berlari kencang bahkan hingga terjatuh, atau berjalan santai bahkan mundur teratur. Kali ini saya anggap sebagai perkenalan dengan dunia public relations yang sebenarnya, dialami oleh pakar PR level internasional. Beliau telah mnyelenggarakan event International Public Relations Summit (IPRS), seorang Humas dari Universitas Trisakti Jakarta.

Banyak sekali wawasan yang saya terima, dan di sini saya tak akan bercerita mengenai materi atau bahasan tentang PR itu sendiri, hanya saja saya ingin bercerita tentang kesan saya mengenai 'gilanya' dunia PR itu. Sebagai mahasiswi yang sebentar lagi akan mengambil konsentrasi PR, maka hal seperti ini penting bagi saya sebagai pandangan untuk melangkah ke depan. Betapa nyesek dan rasanya tantangan untuk menjadi PR sejati itu wow banget! Yaa, itu kan cerita beliau yang selama ini berkecimpung di dunia ke-PR-an.

Dengan bahasa Inggris yang amat fasih, forum ini menjadi berwarna kelas internasional. Ibarat mengerdilkan mental saya, dan merasa rendah diri melihat sekitar yang hadir. Tapi semua itu  ditepis seketika, sebab di sini posisi saya sebagai seorang yang baru merangkak dan ingin belajar berjalan menjelajahi dunia.

Okelah untuk sekarang nol, tapi besok?  Ke depan saya akan belajar lebih mendalam mengenal dunia Public Relations (PR) di prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, kampus inklusif.
Bismillah, aku melangkah.. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.

BeTe Banget Tau!

Padahal males banget mau cerita tapi gimana lagi ntar kepalaku pecah numpukin uneg-uneg in di kepala. Iyuuuhhh -_- Entah ga taulah apakah karena harapanku yang terlalu tinggi ato gimana, bikin ga enak banget kali ini. Aku ga ngerti gimana standar beliau itu. Aku cuma mempermasalahin standar penilaian yang sebenarnya juga aku tu males kalo kesannya semua itu demi nilai.