Seketika jari-jariku kaku membeku di hamparan tuts keyboard. Apa yang akan aku tuliskan sekarang? Tiada inspirasi. Masih seperti sebelumnya, aku terlalu sering mendongak memandang langit tapi aku lupa tuk mengemis dan melihat keajaiban Pencipta langit. Logikaku yang tak seberapa tak mampu ku jadikan patokan kaku untuk menjalani sepanjang hidupku. Tak ku sadari, Allah itu punya banyak keajaiban. Aku yang terus bernalar tiada ujung, mengeluhkan betapa kerasnya jalan yang ku tapaki. Aku hanya memandang dari satu arah, arah padangku yang sempit. Aku tak lagi melihat pintu-pintu yang mungkin saja akan terbuka satu demi satu tanpa ternalar oleh logikaku. Aku terlalu sibuk memikirkan, bukan sibuk untuk mendekatkan. Tragis kawan!!
Whatever, whoever, whenever, no matter!