Malam ini, saat mendengar lantunan lagu Ada Band ft Gita Gutawa bertemakan tentang ayah, huh sangat berbahaya bagiku!
Dan benar saja, lirik-lirik itu menyentuh hatiku dan buliran airmata terjatuh. Tiba-tiba suasana saat ini menjadi melankolis.
Baru kusadari, ternyata jarak itu mendekatkan. Jarak itu menambah rasa ridu, sayang dan pengharapan terhadap ayah dan ibu di sana yang belum pernah sebelummnya ku merasakan seperti ini. Kesungguhannya dalam mengabulkan permohonanku, dukungannya, dorongannya, pengorbanannya serta doanya sangat ku rasakan semenjak awal ku membangun impianku.
Aku takut untuk membunuh harapan-harapan mereka terhadapku. Aku tak mau kehilangan kepercayaan itu. Begitu banyak impian yang belum ku ceritakan terlebih ku buktikan padanya. Sebenarnya aku sangat malu akan semua ini. Tapi aku tau semua itu perlu proses.
Aku masih memandang balutan awan hitam menyelinap di anganku. Aku masih tertatih dalam meraih impianku. Aku ingin berlari, namun jalan setapak yang masih ku hadapi. Ah entahlah, belum saja waktunya. Doa-doa yang terajut dalam hela nafasku, semoga Allah kabulkan.
Aku ingin melihat senyum itu jelas tergambar di wajahnya bahkan jika ada airmata bahagia dan bangga. Yaa Allah.. apa daya aku ini!
Ku buka diary, rentetan mimpi gila terukir dengan tinta hitam yang penuh kepercayaan diri yang tinggi. Target-target yang mungkin sekarang terlupa, mungkin saatnya ku luruskan. Tapi ajaibnya, satu per satu hal yang dulu masih terbenam di anganku, menjelma menjadi nyata dan itu ada, meski aku baru menyadarinya bahkan ada tak menyadarinya.
Diaryku mungkin telah terpindah ke media ini, entah telah berapa lama aku tak mencurahkan isi hatiku di lembarannya. Namun setidaknya, di situlah terekam jelas perjalanan hidupku dan rahasiaku antara diary, aku dan Yang Memilikiku. Kenapa aku menulis diary itu dan menulis tentangku?
Sebab aku takut jika kematian tiba-tiba datang kepadaku dan masih banyak orang yang belum mengenal aku dan tak tahu sebenarnya seperti apa aku dan impian-impianku.
Aku takut, karena aku belum pantas untuk ditulis maka akulah yang menulis tentang diriku sendiri.
Aku tak memiliki kemampuan apapun, aku hanya dikaruniai rasa dan kemauan, maka aku tuliskan. Penilaian itu tak ku pedulikan. Aku menikmati maka aku melakukannya.
Mungkin mereka kira perjalananku lurus saja, yang sebenarnya ada tertulis di diaryku. Ada yang tercurahkan dengan tetesan air mata yang melunturkan tinta di lembarannya dan ada yang dengan amarah terasa di suatu tulisan.
Tentang aku, beginilah adanya. Aku saat ini masih belum mampu memberikan apa-apa terhadap mereka. Tahap ini, semoga aku tak terlena dan terus terganggu oleh impian dan harapanku yang telah ku tanamkan semenjak lama aku memulai langkah ini. Apapun itu takdir Allah, itu pasti yang terbaik untukku, meski aku terlau bodoh untuk tidak mengerti maksud dari apa yang Dia kehendaki di dalamnya. Entahlah..
Yk, 29/11/13
22:15
Dan benar saja, lirik-lirik itu menyentuh hatiku dan buliran airmata terjatuh. Tiba-tiba suasana saat ini menjadi melankolis.
Baru kusadari, ternyata jarak itu mendekatkan. Jarak itu menambah rasa ridu, sayang dan pengharapan terhadap ayah dan ibu di sana yang belum pernah sebelummnya ku merasakan seperti ini. Kesungguhannya dalam mengabulkan permohonanku, dukungannya, dorongannya, pengorbanannya serta doanya sangat ku rasakan semenjak awal ku membangun impianku.
Aku takut untuk membunuh harapan-harapan mereka terhadapku. Aku tak mau kehilangan kepercayaan itu. Begitu banyak impian yang belum ku ceritakan terlebih ku buktikan padanya. Sebenarnya aku sangat malu akan semua ini. Tapi aku tau semua itu perlu proses.
Aku masih memandang balutan awan hitam menyelinap di anganku. Aku masih tertatih dalam meraih impianku. Aku ingin berlari, namun jalan setapak yang masih ku hadapi. Ah entahlah, belum saja waktunya. Doa-doa yang terajut dalam hela nafasku, semoga Allah kabulkan.
Aku ingin melihat senyum itu jelas tergambar di wajahnya bahkan jika ada airmata bahagia dan bangga. Yaa Allah.. apa daya aku ini!
Ku buka diary, rentetan mimpi gila terukir dengan tinta hitam yang penuh kepercayaan diri yang tinggi. Target-target yang mungkin sekarang terlupa, mungkin saatnya ku luruskan. Tapi ajaibnya, satu per satu hal yang dulu masih terbenam di anganku, menjelma menjadi nyata dan itu ada, meski aku baru menyadarinya bahkan ada tak menyadarinya.
Diaryku mungkin telah terpindah ke media ini, entah telah berapa lama aku tak mencurahkan isi hatiku di lembarannya. Namun setidaknya, di situlah terekam jelas perjalanan hidupku dan rahasiaku antara diary, aku dan Yang Memilikiku. Kenapa aku menulis diary itu dan menulis tentangku?
Sebab aku takut jika kematian tiba-tiba datang kepadaku dan masih banyak orang yang belum mengenal aku dan tak tahu sebenarnya seperti apa aku dan impian-impianku.
Aku takut, karena aku belum pantas untuk ditulis maka akulah yang menulis tentang diriku sendiri.
Aku tak memiliki kemampuan apapun, aku hanya dikaruniai rasa dan kemauan, maka aku tuliskan. Penilaian itu tak ku pedulikan. Aku menikmati maka aku melakukannya.
Mungkin mereka kira perjalananku lurus saja, yang sebenarnya ada tertulis di diaryku. Ada yang tercurahkan dengan tetesan air mata yang melunturkan tinta di lembarannya dan ada yang dengan amarah terasa di suatu tulisan.
Tentang aku, beginilah adanya. Aku saat ini masih belum mampu memberikan apa-apa terhadap mereka. Tahap ini, semoga aku tak terlena dan terus terganggu oleh impian dan harapanku yang telah ku tanamkan semenjak lama aku memulai langkah ini. Apapun itu takdir Allah, itu pasti yang terbaik untukku, meski aku terlau bodoh untuk tidak mengerti maksud dari apa yang Dia kehendaki di dalamnya. Entahlah..
Yk, 29/11/13
22:15
Komentar
Posting Komentar