Langsung ke konten utama

Bukan Ilmu Baru tapi Aku Mau

Jogja pagi ini masih diliputi awan mendung, namun aku sudah berlarian (read : berkendara) menuju kantor Gubernur di kawasan Malioboro. Entahlah, sepekan ini begitu pada rasanya. Baru saja kemarin mengikuti workshop bersama dosen (read ; diajak) yang besok akan aku share juga di sini. Hari ini aku ingin fokus dengan ilmu yang akan didapat di bimtek (bimbingan teknis) penerbitan oleh KOMINFO Jogja ini. Sebenarnya yang diberikan di acara ini bukan ilmu baru tetapi aku tetap saja ingin belajar siapa tau ada hal baru atau sudut pandang baru yang akan ku dapatkan, termasuk jaringan atau kesempatan lainnya, ya kan aku tipe oportunis. hehe..

Well, sebelum masuk ke ruangan bimtek ternyata namaku tidak ada di daftar registrasi peserta. Setelah aku membantu menelusuri bersama ibu-ibu resepsionis ternyata ada nama temanku yang double dan akhirnya teratasi. Lumayan lah selain mendapat ilmu teknis, di sini juga mendapat uang transport dan tas.. hehe mayanlah kan mahasiswa. :D

Pembukaan oleh Ketua Panitia Bimtek Penerbitan
Setelah dibuka oleh ketua panitai dan ketua diskominfo, dijelaskan pula peran diskominfo DIY daam penyebarluasan informasi. Pada intinya diskominfo ini menghandle kegiatan berupa penulisan teruama di website dan yang berbasis teknologi internet. Terutama pemberitaan mengenai gubernur dan kegiatan pemerintahan DIY. Ternyata pemerintah DIY punya jaringan fiber optik sekitar 60 Km. Selain itu juga sebagai media komunikasi dengan publik. Sebaba skeraang in pemerintah dituntut untuk terbuka karena masyarakat berhak untuk bertanya dan berhak untuk mengetahui semisal anggaran pemerintah dan sebagainya.

Masdjo (masyarakat digital jogja) yaitu komunitas yang dibentuk untuk membuat konten-konten positif terkait Jogja.

Perubahan Media "Kita adalah Media"

Slow journalism (arus balik) yang melawan berita hoax. Karena pada saat ini peebritaan banyak yang asal tayang karena dikejar target. Ada jurnalis yang instan asal tulis, tapi ada juga jurnalis yang lambat (slow) tapi bisa menginfluence.
Slow journalism itu melihat bagaimana dnegan sudt pandang yang lebar. Misal memandang tugu, kenapa tugu dikunjung oleh orang dari berbagai macam kota. Kenapa alun-alun selatan itu apa? Harusnya menegrti spirit kota ini, deep reading, mengendapan pikiran (sitinggil).

Cogito argusum "jika aku nerpikir maka aku ada". Mencari diri kita, mengoptimalkan diri maka itulah cogito argusum, jadi jangan sia-siakan masa muda anda.

Diagramnya :
-produksi berita general
-program berita spesifik
-program berita sublime (misal pariwisata
-slow journalism


Kultur bergerak (mobile culture), dimana kita berada bisa membaut berita entah itu vlog.
Shring culture, saling memberi informasi satu sama lain.
Instan journalsim tidak ada perenungan, model instagram hits yang punya follower banyak. Tapi biasanya perusahaan kosmetik, dsb senang dnegan seperti itu. Sebab selera masyarakat sekarang itu sudah berubah. Maka sekarang itu wartawan senior menajdi kalah, tapi senior kekuatannya memilliki pemikiran dan pentehaguan yang mendalam.
Creative culture, masyarakat kreatif.

Be all things, orang yang berminat di berbagai bidang tapi ada yang prioritas.
Be aguide, tulisannya bisa jadi panutan, kredibel.

lead (mind catching, eye catching. Ex; AAU sangup mengalahkan singapur, diambil dr komnetar org singapur dll)
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Bahasa Dunia

Bahasa merupakan alat/teknologi komunikasi yang pertama dan paling penting digunakan dalam interaksi. Entah bagaimana sejarah bahasa hingga bisa tercipta berbagai macam bahasa bahkan tak terhitung bahasa yang ada di dunia. Dalam satu negara saja sudah terdapat beberapa bahasa contohnya Indonesia yang kaya akan bahasa daerah. Jadi kemampuan orang Indonesia itu ternyata sebanding saja dengan kemampuan orang Barat misalnya yang mampu berbahasa Inggris, Jerman, Perancis dst. Sementara banyak juga orang Indonesia yang bisa banyak bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Batak, dsb. Berbicara tentang bahasa dunia, bahasa Inggris tentunya merupakan bahasa kunci untuk membuka gerbang dunia internasional. Bukannya untuk melupakan atau tidak mencintai 'bahasa ibu' sendiri, namun bahasa Internasional dirasa begitu penting untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan di ranah dunia.  Banyak orang berlomba-lomba untuk dapat menguasai bahasa Inggris, baik mela...

Salak Pondoh Primadona Desa

Salak Pondoh Asli Turi Sleman Semilir angin dan aroma hutan sepanjang jalan menuju Turi menenangkan bagi yang jenuh dengan padat dan semrawutnya lalu lintas pusat kota Jogja dan aroma knalpot yang mencekik. Di sini, sepanjang memasuki Desa Wisata Agro yang terletak di kecamatan Turi kabupaten Sleman, Yogyakarta, pemandangan dari kanan dan kiri jalan layaknya disambut gerombolan pepohonan salak yang lebat melambai-lambai seakan menyambut kedatangan wisatawan. Namanya saja wisata agro, di sini yang dapat ditemukan lebih banyak pepohonan salak yang menjadi primadona warga sekitar yang terkenal hingga pelosok Asia. Benarkah? Tunggu ulasannya. Kebun-kebun salak diselingi pepohonan tinggi yang tak teratur memenuhi lahan di desa ini, entah berapa luas desa ini. Saya menyaksikan ada beberapa gapura desa yang saya lewati dan pada akhirnya sampai pada salah satu kebun salak yang kami singgahi. Alami, sangat alami fisik desa wisata ini, terlihat belum ada sentuhan dari inve...

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...