Langsung ke konten utama

Secret ( II )

Nyoookkk,, lanjuuutt....

Aku suka banget sama karakter Xiao Lun dan Xiao Yu. Mereka berdua itu serasi karena sama-sama bertempramen melankolis #eh. Aku liat sifat dan sikap mereka berdua ini kayak ngaca deh. Yaa,, mayan laa...ada hal-hal yang mirip gitu ( sifatnya ).

Xiao Yu nampaknya udah merasa 'sesuatu, saat pertama kali dia ketemu Xiao Lun ( Jay Chou ). Smapai akhirnya mereka berdua berteman akraaaaaaabb bangeett!
Selepas pulang skul sering berdua naik sepeda goncengan ditambah pemandangan pegunungan Taiwan yang,,, mmmmmhhhhhh.... ( So sweeeeeeettt ) Hihihihi....
Xiao Lun juga ngajak Xiao Yu ke toko kaset fav.nya, lalu diperdengarkanlah lagu fav.nya. Dan ternyata lagu fav.mereka sama. hahaa...


Okedeh, singkat cerita padahal Xiao Lun pengen ngungkapin perasaannya ke Xiao Yu, tapi eh ada Sky. Yup bubar bangeet deh ( aseli hancur berantakan kisah cinta orang nih ). Saat di sinilah klimaks ceritanya. Waah,, capek juga nih ngetik kalo panjang-panjang apalagi kalo harus nyeritain secara detail. Aku pikir ini film susah banget kalo dijadiin novel. Kenapa? Ini filmnya banyak flashback yang jadi kunci utama terbongkarnya time travelling pake melodi Chopin. Eiiitss,,, kebongkar deh nie 'secret'-nya. hihihi..

Waaah,, pokoknya nonton aja deh dulu. Ini film romance yang berkelas dan elegan. Duo pianis yang merajut cinta secara tragis. hahaayy..
Gara-gara ini aku jadi tambah suka sama piano, maestronya dan Jay Chou tentunya.
Di film ini sarat akan musik-musik romantis klasik gitu, temaaannn....
Jadi bikin ngangenin gitu.. ^^


Kalo mau tukar kesan, hayuuukzz silakaaan. Tapi sepengamatanku sih, yang suka banget sama film ini yang orangnya melankolis deh. hehe
Tapi kalo aja kamu suka.
Aku cuma mo bilang ke Jay Chou :
Koh, aku menunggu Secret  2-nyaaaaaaaaaaaaa... :D





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.

BeTe Banget Tau!

Padahal males banget mau cerita tapi gimana lagi ntar kepalaku pecah numpukin uneg-uneg in di kepala. Iyuuuhhh -_- Entah ga taulah apakah karena harapanku yang terlalu tinggi ato gimana, bikin ga enak banget kali ini. Aku ga ngerti gimana standar beliau itu. Aku cuma mempermasalahin standar penilaian yang sebenarnya juga aku tu males kalo kesannya semua itu demi nilai.