Langsung ke konten utama

Mengalir Seutuhnya


Di tengah derasnya arus dunia, adakah yang berpikir untuk membuat arus sendiri? Hidup jika hanya bergantung pada standar orang lain apakah tidak menyedihkan??
Orang bilang, “ah, nyante aja, biarkan semuanya mengalir”. (kayak yg kuning-kuning di sungai itu lho ngikut ngalir aja) wkwk

Yang seperti itulah yang menjadi satu alasan mengapa aku tak menyukai orang yang easy going. Bagiku, hidup itu seperti air. Jika dibiarkan tergenang ( bahasa kerennya stagnan), maka akan keruh dan menjadi air yang mungkin akan menjijikan dan diinjak-injak. 

Okelah, mungkin sekarang bagai air yang masih berada di selokan. Tapi tak menutup kemungkinan jika mau keluar dari lingkaran setan (widiiihh), maka akan menjadi air yang lebih dihargai dan bermakna (wuiiiih). 


Aku hanya ingin mengalir di arus yang telah ku buat sendiri. Standar hidup yang telah terpatok di dalam benakku. Karena akupun berhak bermimpi dan wajib mewujudkannya. Mungkin sekarang air itu di selokan yang menjijikan, perlahan tapi pasti ia mengalir dan terus mengalir menuju anak sungai, melewati sungai yang luas dan akhirnya menuju lautan lepas. Ah, betapa indahnya hidup bebas!

That I called as be urself.

Mengapa aku baru tersadar bahwa setiap orang itu istimewa?

Tuhan telah menciptakan manusia beserta lentera yang terbenam di jiwanya. Tapi kenapa tak semua tahu tentang lenteranya itu?? Hidup bagai robot! Tak sadar seperti itu, masih saja terus bertahan dan merasa bangga! 

Jika ku mengilustrasikannya ke suatu seni, maka lentera itu bagai warna yang titipkan kepada kita. Kita semua punya warna masing-masing yang berbeda. Karnanyalah kita bertugas untuk mewarnai dunia ini, bukan mengekor di warna orang lain! Menjadi bagian dalam perencanaan orang lain itu konyol!

Lentera itu telah ada, namun sinarnya ada di tangan kita. Apakah kita akan meredupkannya ataukah membuatnya benderang bak mercusuar??

Banggalah dengan penciptaan dirimu, because you are special. Open your eyes, look around. Listen and walk more, so you’ll get the different something that special inside of you. 

Best regards, this is just overflowing of my mind….

*powerfull dikit :D :p

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Bahasa Dunia

Bahasa merupakan alat/teknologi komunikasi yang pertama dan paling penting digunakan dalam interaksi. Entah bagaimana sejarah bahasa hingga bisa tercipta berbagai macam bahasa bahkan tak terhitung bahasa yang ada di dunia. Dalam satu negara saja sudah terdapat beberapa bahasa contohnya Indonesia yang kaya akan bahasa daerah. Jadi kemampuan orang Indonesia itu ternyata sebanding saja dengan kemampuan orang Barat misalnya yang mampu berbahasa Inggris, Jerman, Perancis dst. Sementara banyak juga orang Indonesia yang bisa banyak bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Batak, dsb. Berbicara tentang bahasa dunia, bahasa Inggris tentunya merupakan bahasa kunci untuk membuka gerbang dunia internasional. Bukannya untuk melupakan atau tidak mencintai 'bahasa ibu' sendiri, namun bahasa Internasional dirasa begitu penting untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan di ranah dunia.  Banyak orang berlomba-lomba untuk dapat menguasai bahasa Inggris, baik mela...

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.