Langsung ke konten utama

Winter Sonata

Tengah malam itu air mata ini mengalir deras. Begitu berlebihannya aku menangis hanya karena menyaksikan drama Korea. Hahaa...

Kang Joon Sang tokoh utama di drama itu begitu membius dengan karakternya. Terkisahlah sebuah SMA di Chun Cheon. Kang Joon Sang adalah siswa baru yang begitu misterius. Dia begitu menutup diri namun otaknya begitu encer.


Pertama kali dia bertemiu dengan Yu Chen di bus sekolah, yang ternyata teman barunya di SMA yang sama dan satu kelas.Yu Chen yang pada saat itu sangat periang.

Joon Sang adalah siswa pindahan dari kota Seoul dan pernah sekolah di Amerika. Sebenarnya dia pindah ke SMA tersebut karena ada misi tertentu. Selama ini dia tak mengetahui siapa ayahnya. Ibunya tak pernah mau memberitahu karenanya dia memutuskan menelusuri sendiri hingga dia tahu bahwa di saat SMA itulah ibunya bertemu dengan ayahnya. Lantas dia memilih untuk pindah ke SMA ibunya.

Kedatangan Joon Sang di SMA itu begitu banyak menimbulkan pertanyaan. Dia begitu tertutup, pendiam dan misterius. Suatu ketika dia memilih mengikuti ekskul broadcasting dan ketika terjadi suatu kerusakan alat, dia dengan tenang mencoba memperbaiki dan akhirnya alat itu mampu diperbaikinya. Seketika teman-temannya takjub padanya.

Dia sering pergi ke perpustakaan sekolah untuk mencari buku tahunan. Dia menemukan buku tahunan angkatan ibunya. Dia pun mencocokkan dengan foto yang dia bawa, yaitu foto ibunya dengan seorang pria.

Pria itu adalah dosen matematika di suatu universitas yang tak di sebut namanya. Suatu ketika dia diam-diam mengikuti kelas itu dan hanya dia satu-satunya orang dari semua mahasiswa yang mampu menjawab soal tantangan dari dosen tersebut. Semua mahasiswa terperangah, terlebih ketika dosen itu tahu bahwa Joon Sang masih siswa SMA yang sama dengan SMA anaknya terlihat dari pin yang dikenakannya.

Joon Sang pun pandai memainkan piano. Begitu romantisnya dia ketika di musim gugur bersama Yu Chen. Aku masih ingat kisah negeri bayangannya. Dan aku sangat terkesan di situlah Yu Chen mau tangannya di genggam oleh seorang lelaki.

Ketika musim dingin dia menyelamatkan Yu Chen yang tersesat di hutan saat bersama teman-teman SMA piknik di gunung menyambut natal. Saat itu Yu Chen terjebak dalam kesalahpahamannya kepada Joon Sang yang awalnya dia kira mempermainkannya. Ternyata Joon Siang tulus mencintainya. Aku begitu terkesan ketika Joon Siang menjelaskan tentang polaris kepada Yu Chen.

Yu Chen teramat kebingungan, kenapa Joon Siang mampu menemukannya yang tersesat di tengah hutan. Joon Sang bilang, "Ketika kau tersesat, maka lihatlah langit dan carilah bintang polaris." Yu Chen masih bingung, "Bintang itu kan selalu berubah-ubah letaknya?" Joon Sang kembali menjelaskan, "kau salah! Polaris tak akan berubah letak karena dia berada tepat di titik sumbu bumi."

Cerdas bannget nie drama plus dalem-dalemnya. Akirnya polaris itupun digunakan Yu Chen sebagai nama proyeknya selepas 10 yang akan datang. Mereka berdua terpisah, karena awalnya semua orang mengira Joon Siang telah mati akibat kecelakaan saat inngin menemui Yu Chen di malam natakl untuk mengatakan cinta. Seketika itu Yu Chen amat terpukul dan sifat periangnya mati bersama Joon Sang di masa lalunya.

Ternyata Joon Siang tak meninggal dunia tetapi kehilangan semua ingatannya termasuk masa indahnya bersama Yu Chen. Sakit sekali rasanya sebagai Yu Chen ketika cinta pertamanya tak mengingatnya sama sekali beserta kenangan indah di masa SMA. Aku pun serasa teriris mengikuti kisah drama ini. Setiap kali akuk melihat Yu Chen menangis, air mataku ikut mengucur hingga aku pun sampai terisak-isak. Hahaa,, aku begitu manghayati.

Yaa,,, akhirnya mereka menjadi kekasih kembali, merajut cinta lagi di atas lembaran-lembaran konflik yang teramat panjang dan berat jika diceritakan. Pada akhirnya mereka berdua bersatu meski Joon Sang mengalami kebutaan karena operasi otaknya dan mereka hhidup di rumah impian mereka. Polaris lah yang menjadi perantara mereka bertemu kembalai. hehe... romantis banget yaa, alias nyesek beud nie drama!

Inilah salah satu tontonan yang bisa bikin aku gila  hingga berminggu-minggu bahakn berbulan-bulan masih saja tak hilang kesannya dari ingatan. Lebaaayyyy...... hahahahahahaaa... i'm so sorry ceritanay masih amburadul. Pokok'e nonton dewe aja deh! Meskipun ini film bahula..... LOL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Sekilas Bahasa Dunia

Bahasa merupakan alat/teknologi komunikasi yang pertama dan paling penting digunakan dalam interaksi. Entah bagaimana sejarah bahasa hingga bisa tercipta berbagai macam bahasa bahkan tak terhitung bahasa yang ada di dunia. Dalam satu negara saja sudah terdapat beberapa bahasa contohnya Indonesia yang kaya akan bahasa daerah. Jadi kemampuan orang Indonesia itu ternyata sebanding saja dengan kemampuan orang Barat misalnya yang mampu berbahasa Inggris, Jerman, Perancis dst. Sementara banyak juga orang Indonesia yang bisa banyak bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Batak, dsb. Berbicara tentang bahasa dunia, bahasa Inggris tentunya merupakan bahasa kunci untuk membuka gerbang dunia internasional. Bukannya untuk melupakan atau tidak mencintai 'bahasa ibu' sendiri, namun bahasa Internasional dirasa begitu penting untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan di ranah dunia.  Banyak orang berlomba-lomba untuk dapat menguasai bahasa Inggris, baik mela...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.