Langsung ke konten utama

Serumit Kata


Berlalu, hinggap dan terbanglah...
Sulit untuk merangkai kata padahal hanya variasi dua puluh enam huruf. Rumitnya kalimat-kalimat yang ingin diungkap tak serumit hati yang berkata apa. Tiada yang pernah tahu apa yang akan dan semua yang telah tersimpan dalam penggalan sejarah. Mengais masa yang telah dilalui serasa memulung kenangan yang selayaknya dipungut dan kenangan yang sedalam-dalamnya dikubur.

Apa yang pernah terucap oleh gerak-gerik lidah dan manisnya bibir, ada saja yang bakal kembali kepada tuannya. Apa yang diduga kemarin tak mesti bisa sesuai dengan saat ini. Dan apa yang diasumsikan saat ini tidak mungkin dapat sempurna terjadi di hari esok. Siapa yang tahu? Apa yang sekarang di bawah, adakah jaminan untuk besok akan terus di bawah? Atau bahkan nanti membawahi? Siapa tahu? Yang di atas? Entahlah....

Ah percuma jika hanya kata-kata. Meskipun tak serumit kemarin kemarin kemarin, semestinya ada sesuatu yang lebih lebih dan jauh untuk bisa lebih bukan untuk manja terhadap apa yang terjadi saat ini.

-Yk, 10/01/14 17:45, matahari beranjak pergi-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Bahasa Dunia

Bahasa merupakan alat/teknologi komunikasi yang pertama dan paling penting digunakan dalam interaksi. Entah bagaimana sejarah bahasa hingga bisa tercipta berbagai macam bahasa bahkan tak terhitung bahasa yang ada di dunia. Dalam satu negara saja sudah terdapat beberapa bahasa contohnya Indonesia yang kaya akan bahasa daerah. Jadi kemampuan orang Indonesia itu ternyata sebanding saja dengan kemampuan orang Barat misalnya yang mampu berbahasa Inggris, Jerman, Perancis dst. Sementara banyak juga orang Indonesia yang bisa banyak bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Batak, dsb. Berbicara tentang bahasa dunia, bahasa Inggris tentunya merupakan bahasa kunci untuk membuka gerbang dunia internasional. Bukannya untuk melupakan atau tidak mencintai 'bahasa ibu' sendiri, namun bahasa Internasional dirasa begitu penting untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan di ranah dunia.  Banyak orang berlomba-lomba untuk dapat menguasai bahasa Inggris, baik mela...

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.