Langsung ke konten utama

Itulah Mengapa


by Etik'Aracellia Flos Javanica on Saturday, October 29, 2011 at 9:14pm

Mungkin itulah mengapa Tuhan menciptakan jiwa manusia dg berbagai unsur.

Manusia berjiwa air sering dianggap remeh terlebih oleh mereka yg berjiwa udara & api.
Air, jika kau tahu, sedikit akan dicari, banyak akan ditakuti. Tiada yg mampu hidup tanpanya.

Tanpa adanya jiwa air dalam diri manusia, niscaya sunyilah dunia.
Takkan ada komposer yg mengkomposisikan musik2 indahnya. Takkan ada pemikir, saintis.
Takkan ada seni dalam dunia ini. Kau tak akan menemui karya2 indah yg tercipta dari tangan sang melankolis.


Kita tak mungkin untuk merubah tempramen dominan dlm jiwa. Tapi kita mungkin & pasti bisa memanfaatkan modal yg telah Tuhan karuniakan.

Percayalah, tanpa dirimu dunia takkan berharga.
Karena dirimu satu2nya unsur yg dicipta di bumi.
^_^

air yg bersifat susah ditebak & misterius.
Dari berbagai kombinasinya, pikir ku yg terbaik jika air bersama api. Bukan untuk memadamkan. Tapi agar air menguap ke udara & membentuk gumpalan berupa asap akhirnya ia akan jatuh ke bumi dalam bentuk aslinya yg murni, memberi nafas kehidupan pada semua makhluk bumi. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kita yang Takkan Pernah Pupus Seperti Pohon Pinus

Makna kebersamaan yang tak pernah pupus, kokoh berdiri tegak dan lurus layaknya pohon pinus :) Wow! Pohon pinus. Aduuh gimana nih kalo tiba-tiba melankolis terus kesannya malah romantis? -_- hehe.. Tapi juga nggak begitu amat. Oke itu cukup jadi intro :p Ini merupakan perjalanan kita selepas dari Bumi Langit. Ini lah hutan pinus yang terletak di perbatasan Dlinggo, Bantul-Imogiri. Asri, sejuk dan aroma pinus ini menyusuri serambi dan bilik hati (kayak darah di jantung aja!). hehehe...

Watu Lawang, Poktunggal, 'Wani Perih' Bersama...

  Pantai Watu Lawang Pagi yang mendung dan penuh harapan ini beranjak menuju suatu yang telah lama diagendakan. Berselang berjam-jam dengan hambatan ini dan itu, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala, satu per satu pantai-pantai di Gunung Kidul terlihat hingga akhirnya berhenti pada pantai ini. Pantai Watu Lawang, baru ini mendengar namanya. Meskipun dari nama mungkin kurang tenar, tetapi pantai ini tak kalah cantik dan asyiknya lagi serasa memiliki pantai pribadi. haha.. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu hambatan yang menjadi pemanis perjalan kami, sepeda motor Yudhi ternyata bermasalah dan beruntung saat itu menemukan bengkel di kawasan jalan yang meliuk seperti ular yang mengitar, pemandangan karst di sana sini dan tentunya kawasan yang tak padat penduduk.

BeTe Banget Tau!

Padahal males banget mau cerita tapi gimana lagi ntar kepalaku pecah numpukin uneg-uneg in di kepala. Iyuuuhhh -_- Entah ga taulah apakah karena harapanku yang terlalu tinggi ato gimana, bikin ga enak banget kali ini. Aku ga ngerti gimana standar beliau itu. Aku cuma mempermasalahin standar penilaian yang sebenarnya juga aku tu males kalo kesannya semua itu demi nilai.